Marhaban Ya Ramadhan
Sudah siapkah kita menerima bulan yang penuh berkah, penuh rahmat, pengampunan, bulan mulia dan istimewa di banding bulan-bulan lainnya.
Dimana dalam bulan tersebut nilai ibadah akan dilipatgandakan, doa-doa dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, dan pintu neraka ditutup.
Rasulullah saw berpesan kepada umatnya ketika bulan Ramadhan datang sebagaimana hadits yang diriwayatkan an-Nasa’i dari Abu Hurairah berikut.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرْدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ. فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (سنن النسائي الجزأ 7 ص.
Artinya: Dari sahabat Abu Hurairah radliyallahu 'anh beliau berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda: Sungguh telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, yang mana pada bulan tersebut Allah swt mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, sementara pintu-pintu neraka ditutup serta syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan (HR An-Nasa’i).
Inilah beberapa sikap terpuji para ulama saleh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang pantas kita diteladani seperti yang kita kutip dari lampung.nu.or.id, ada enam tuntunan sikap terpuji yaitu:
Pertama,
Menyambut Ramadhan dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan (usia) kami berjumpa Ramadhan.
Seolah mereka juga memohon: Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan.
Kedua,
Dengan pengetahuan yang dalam. Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat ibadah wajib, maka kita wajib memenuhi dan mempelajarinya.
Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fiqih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa. Pengetahuan yang utuh tentang bulan Ramadhan akan menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan yang bisa merusak bahkan membatalkan ibadah Ramadhan.
Ketiga,
Dengan doa. Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk berbuat jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam Lailatul Qadar dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdoa agar optimis melalui bulan Ramadhan.
Keempat,
Dengan tekad dan perencanaan (planning) yang matang. Orang-orang saleh terdahulu selalu merencanakan mengisi bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Misalnya berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca Al-Quran, berapa kali shalat malam, berapa banyak akan bersedekah dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali menghadiri pengajian dan membaca buku agama.
Itulah perencanaan yang benar mengisi Ramadhan, jadi bukan hanya sekadar merencanakan menu makan dan pakaian kita untuk Ramadhan, tapi lebih diarahkan ke perencanaan yang matang untuk meningkatkan kualitas ibadah.
Kelima,
Persiapan ruh dan jasad. Rasulullah saw dan orang-orang saleh tidak pernah menyia-nyiakan keutamaan Ramadhan sedikitpun. Rasulullah dan para sahabat memperbanyak puasa dan bersedekah pada bulan Sya'ban sebagai latihan sekaligus tanda kegembiraan menyambut datangnya Ramadhan.
Anas bin Malik ra berkata: ketika kaum muslimin memasuki bulan Sya’ban, mereka sibuk membaca Al-Qur'an dan mengeluarkan zakat mal untuk membantu fakir miskin yang berpuasa.
Dengan mengondisikan diri pada bulan Sya’ban untuk berpuasa, bersedekah dan memperbanyak ibadah, kondisi ruhiyah akan meningkat, dan tubuh akan terlatih berpuasa. Maka ketika memasuki bulan Ramadhan, kondisi ruh dan iman telah membaik, yang selanjutnya dapat langsung menyambut bulan Ramadhan yang mulia dengan amal dan kegiatan yang dianjurkan.
Keenam,
Persiapan materi. Kemudian yang harus kita perhatikan menyongsong bulan Ramadhan adalah persiapan finansial atau materi. Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang terkesan berlebihan. Tapi finansial yang ditujukan untuk menopang ibadah sedekah dan infak kita.
Bulan Ramadhan merupakan bulan muwaasah (bulan santunan, pelipur lara). Sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat manakala ia memberi kepada orang lain yang berpuasa, sekalipun sekedar sebiji kurma dan seteguk air.
Kesiapan diri secara batin dan jasmani ialah kunci utama menjadikan ibadah Ramadhan supaya mampu merubah kita lebih baik, lebih bertaqwa dan tawakal.
Editor: Suroso
Disclaimer : Berbagi itu indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar